Powered By Blogger

Kamis, 30 Mei 2013

Cerita Sedih


Hari ini Marco berulang tahun. Aku ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuknya. Sesuatu yang bisa membuatnya bahagia dan memaafkan tingkah lakuku yang tak pantas selama ini.

Hari ini akan kuserahkan seluruh cintaku padanya. Kan kuberikan sepenuh hatiku untuknya. Kan kubalas hari - hari menyakitkan yang dilaluinya dengan manisnya cinta. Aku membungkus bingkisan yang telah kupersiapkan untuk kado ulang tahunnya sambil bersenandung riang. singa sudah lama menginginkan jam tangan ini, yang diburunya sejak enam bulan lalu. Kutemukan seminggu yang lalu saat aku tugas ke Thailand. Di hari istimewanya ini aku akan melakukan sesuatu yang spesial. Aku akan menjamunya makan malam, memberikan hadiah untuknya, dan menyatakan cintaku padanya. Ya, aku ingin kembali padanya. Aku ingin menjadi bagian hidupnya lagi. Aku ingin mengarungi dunia bersamanya.

Aku bertemu Marco setahun yang lalu, di klub fotografi tempat aku menghabiskan waktu di akhir pekan. Aku adalah pendatang baru di klub ini. Rasa penasaran melihat foto – foto spektakuler yang dihasilkan Joan, temanku, mendorongku untuk bergabung di salah satu komunitas potography di Jakarta. Sial bagiku.

Di hari pertama aku bergabung, klub memutuskan untuk hunting foto di kawasan kota tua Jakarta. Sesampai di tempat tujuan, setiap fotografer langsung beraksi. Potret sana, potret sini. Ambil angle dari sana dan dari sini. Semuanya sibuk, tak terkecual aku. Bedanya, Semua orang sibuk memotret, sementara aku sibuk berkutat dengan Nikon D80 yang baru kubeli empat hari yang lalu. Ini pertama kali aku memiliki kamera SLR dan seratus persen buta bagaimana mengoperasikannya. Mau bertanya, malu. Jadi, yang kulakukan hanyalah membuka dan menutup lensa. Aku tengah mengotak – atik sang kamera saat seorang cowok dengan postur tubuh kurus mendatangiku.

"Kenapa kameranya?" tanyanya. "Rusak ya?" Bingung tak tahu mau mengatakan apa. Aku hanya mengangguk - angguk tak jelas. Si cowok mengambil kamera dari tanganku, memencet - mencet tombolnya, dan mengambil foto ku dari berbagai sisi.
"Bagus kok," katanya. "Kelihatannya masih baru. Nih," dia mengembalikan kamera malang tersebut. Aku hanya diam, masih bingung bagaimana mengoperasikannya. "Kok belum mulai motret?" tanyanya. "Padahal, banyak banget objek menarik lho. Lihat. Langitnya bagus banget. Dengan siluet pohon, bakal jadi poto sempurna."

"Mmmmm... mmmm" aku menggumam ragu – ragu. "Sebenarnya, aku tak bisa mengoperasikannya," kataku pasrah membayangkan dia akan menertawakanku. Tapi, dia tidak tertawa. Dia mengajakku duduk di bangku kayu dan memberikan kursus kilat kepadaku. Belakangan aku tahu, namanya Marco. Dia anggota klub senior dan seorang arsitek.

Pertemananku dengan Marco terus berlanjut. Di setiap pertemuan, dia selalu memberikan tips - tips khusus bagaimana mengambil foto yang baik, waktu terbaik untuk mengambil poto panorama, angle sempurna untuk memotret seseorang. Percakapan kami berlanjut tidak hanya seputar fotografi. Dilanjutka dengan cerita – cerita seputar pekerjaan. Dia bercerita tentang designya, aku bercerita tentang kasus-kasus di firma hukum tempatku bekerja. Dalam waktu dua bulan, kami menjadi dekat.


Marco sahabat yang baik. Dia selalu bersedia mengajariku terhadap hal – hal yang tak kuketahui tentang. Mendengarkan keluh kesahku tentang klien – klien yang menyebalkan. Menghiburku saat aku kesal. Kebaikan tulus dari seorang sahabat. Aku menyayanginya. Dan aku tahu, dia juga menyayangiku. Bahkan sangat menyayangiku. Satu hal yang terkadang sangat merisaukanku. Aku memang menyukai Marco. Namun, aku khawatir, rasa sayangnya yang berlebihan akan membawanya menyatakan sesuatu padaku, sesuatu yang akan sangat sulit kuterima.

Aku memang menyayanginya. Namun, aku tidak mencintainya. Aku mencintai seseorang yang tak pernah tahu kalau aku mencintainya. Seseorang yang kucintai diam – diam. Aku mencintai Ruben. Teman serumah saat aku tinggal di Wisma Kenanga, saat aku bekerja di Bandung. Seseorang yang sempat mengisi mimpi – mimpi malamku. Seorang yang bisa memebuat hariku di kantor terasa begitu menyenangkan hanya karena sebuah email singkat darinya. Padahal email tersebut hanya menanyakan nomor telepon seorang teman yang lain. Rasa pengecut menghalangiku untuk menunjukkan perasaanku kepadanya. Aku tetap memendamnya, hingga dia pindah ke Surabaya untuk melanjutan sekolah spesialisnya.

Kepergiannya tak membuat cintaku luntur. Perasaanku tetap kuat. Yakin, suatu saat dia akan datang kepadaku. Setiap hari, hal pertama yang kulakukan adalah mengecheck facebook miliknya, dan memastikan statusnya masih Single.

Saat itu akhirnya tiba. Marco menyatakan cintanya kepadaku. Aku menerima cintanya. Bukan karena aku mencintainya, hanya karena aku tak mau kehilangan perhatian darinya. Kehilangan kebaikan – kebaikannya. Menerima cintanya hanya sekedar cara untuk membunuh kesepian dan kerinduanku akan Ruben. Terkadang, aku merasa berdosa. Saat bersamanya, aku malah membayangkan sosok Ruben. Pernah, suatu hari dia memergokiku tengah memandang foto Ruben di facebook. Aku kaget bukan kepalang, dan berpura – pura tenang menjelaskan bahwa Ruben adalah temanku, dan aku penasaran ada dimana dia sekarang. Kukira Marco akan cemburu. Ternyata aku salah. Dia tetap bersikap biasa. Menganggap kelakuanku melihat foto laki – laki lain dengan penuh damba adalah satu hal biasa.

Namun, aku tak bisa membohongi diri. Semakin lama aku bersamanya, aku semakin tersiksa. Sms – sms manis untuk mengingatkan jangan lupa makan dan shalat darinya mulai membuatku bosan. Akhir pekan mulai terasa menyiksa. Kebersamaan dengannya yang dahulu sangat kunikmati berubah menjadi siksaan batin yang tak tertahankan. Sering, aku membatalkan janji tanpa sebab, berpura – pura sibuk hanya sekedar ingin menghindarinya. Kerinduanku pada Ruben, tak jarang membuatku marah tak beralasan kepadanya. Begitupun, dia tetap baik. Mendengarkan amarahku hingga aku puas. Esoknya, semuanya seolah tak pernah terjadi.

Semuanya berawal dari reuni singkat itu. Meskipun telah berpisah dengan teman – teman dari Wisma Kenanga, aku tetap intens berkomunkasi dengan mereka melalui milis khusus. Melalui milis ini kami saling memberi khabar, dan melalui milis ini pula aku mengetahui sedikit khabar tentang Ruben. Tiga tahun tak pernah bertemu, kami memutuskan untuk melakukan reuni kecil di Jogja, di rumah Harry, salah seorang teman. Jogja jadi pilihan utama karena letaknya yang strategis dari Jakarta maupun Surabaya dimana kami bermukim. Reuni yang kusambut dengan senang hati. Bayangan aku akan segera bertemu dengan Ruben membuat nafaskku sesak jika membayangkannya.

Aku membatalkan janji dengan Marco dan klub fotografi untuk hunting ke pedalaman Kalimantan demi reni tersebut. Padahal, rencana hunting ini sudah lama sekali dipersiapkan. Seperti biasa, Marco memaklumiku. Sama sekali tidak marah dengan keputusanku. Dia tetap memberikan kebaikan seperti biasanya. Kebaikan yang membuatku malu. Dan marah. Terkadang, ingin rasanya melihatnya marah kepadaku, agar aku tak perlu merasa terlalu bersalah.

Reuni tersebut berjalan lancar dan sempurna. Harry sudah jadi Direktur di salah satu organisasi yang sedang ditanganinya. Lulu sudah menikah dan Dimas sudah memiliki sepasang anak kembar. Hanya aku dan Ruben yang belum menikah. Ruben masih semenarik dulu. Yang membedakannya hanyalah sikapnya yang semakin bertambah matang. Gayanya masih tenang dan masih seintelektual dulu. Hal yang sangat kukagumi darinya dan membuatku selalu rendah diri jika bersama dengannya.

Aku tidak menyangka, pertemuanku dengan Ruben terus berlanjut. Dia telah menyelesaikan sekolah spesialisnya di Surabaya dan berniat pindah ke Jakarta, menerima tawaran bekerja di salah satu rumah sakit swasta sebagai spesialis jantung. Kepindahannya ke Jakarta membuat hubungan kami kembali dekat. Bahkan lebih dekat daripada saat kami tinggal bersama. Aku mulai bermain api. Entah mengapa, kecanggunganku di depannya hilang, dan aku bisa bersikap biasa kepadanya. Rasa cintaku semakin menggebu. Aku semakin mencintainya. Tawaran makan malam bersama dengannya merupakan hal yang paling kutunggu – tunggu. Bahkan, beberapa malam minggu aku membatalkan janji dnegan Marco untuk menghadiri konser musik klasik kesukaan Ruben. Begitupun, aku masih tak tahu bagaimana perasannya padaku.

Hari itu hari ulang tahun Ruben. Aku memberinya surprise dengan memberikan bingkisan sederhana untuknya. Meskpin biasa, namun Ruben sangat senang dengan yang kuberikan. Dia mentraktirku makan malam di sebuah restoran di Kemang untuk merayakan ulang tahunnya. Malam itu begitu sempurna, sebelum Ruben mengantarku pulang. Hari sudah larut, menunjukkan pukul 11 malam. Namun, ada seseorang yang duduk di teras rumahku. Dody. Oh Tuhan. Mau apa dia malam – malam begini. Dia sudah terlanjur melihatku. Tak ada waktu untuk kabur, dan Ruben sudah terlanjur keluar dari mobil.

Marco menyambutku pulang. Wajahnya kelihatan lelah. Ada sorot kesedihan disana. Namun, seperti biasa. Dia tetap seperti malaikat. Tidak marah kepadaku, dan tidak menunjukkan bahwa kami memiliki hubungan khusus. Tidak sedikitpun dia menunjukkan kebencian kepada Ruben.

"Hi Sheila. Aku menunggu dari tadi. Ada seseorang yang menitipkan ini padamu. Kukira, harus kusampaikan malam ini juga," dia menyerahkan sebuah bingkisan untukku. Tersenyum hangat, meskipun aku tahu hatinya pedih.
"Karena si bingkisan sudah berada di tangan yang benar, aku pulang dulu ya. Senang berkenalan denganmu Ruben," dia berlalu. Setelah Ruben pulang, aku membuka bingkisan yang ternyata sebuah lensa tele yang sangat kuinginkan. Aku terenyuh ketika mengingat hari ini adalah hari jadi kami. Dan aku telah melupakannya begitu saja.

Setelah kejadian itu, Marco sedikit berubah. Perhatian yang diberikannya sudah berkurang intensitasnya. Bahkan, ajakan hunting juga mulai jarang terdengar. Namun, aku yang tengah dimabuk cinta tak terlalu memperdulikan perubahan yang semakin lama seharusnya semakin terlihat. Bahkan, aku tak mempermasalahkan, di hari ulang tahunku dia tak dapat merayakan bersama denganku dikarenakan ingin bergabung bersama teman – teman lamanya dari universitas di kota gudeg. Bagus juga, pikirku. Aku bisa menghabiskan malam ini bersama Ruben.

That’s the perfect night. Aku dan Ruben merayakan ulang tahunku di sebuah restoran di Forth Season. Jamuannya bukan main. Ruben mentraktirku untuk candle light dinner dan memberikan sebuah liontin berinisial namaku. Malam yang diisi dengan penuh tawa dan canda. Tak sedikitpun aku terfikir akan Marco.

Insiden itu terjadi kembali. Sudah tengah malam, Ruben mengantarku pulang. Seperti dejavu. Seorang sosok tengah menunggu di beranda rumahku. Marco. Masih seperti kejadian sebelumnya. Aku sudah tidak memiliki waktu untuk kabur. Dan Ruben sudah terlanjur keluar dari mobil untuk membukakan pintu mobil untukku. Namun, dia tidak seperti Marco yang biasa kutemui. Wajahnya yang selalu tenang terlihat muram. Terlihat kecewa mungkin lebih pantas. Menyadari berada di tempat dan waktu yang salah, Ruben segera undur diri dan mengucapkan salam buatku dan Marco. Seperti biasa, Marco tetap sopan. Bahkan masih bisa melambaikan tangan kepada Ruben. Seseorang yang telah merebut hatiku darinya.

"Aku tahu Sheila. Hubungan kita tak akan bisa berlanjut. Aku tidak ke Jogja. Aku hanya mengetes, sampai dimana perasaanmu terhadapku. Dan, feelingku selama ini benar. Kamu lebih mencintai dokter itu daripada aku."
"Marco.. Maaf...Aku.." aku berusaha mencari kata – kata pembelaan.
"Sudahlah Sheila. Tak ada gunanya menyangkal. Aku sudah menyaksikan sendiri. Aku hanya ingin kamu bahagia. Selamat tinggal Sheil," dan dia meninggalkanku begitu saja.

Meskipun aku mencintai Ruben, putus dengan Marco membuatku merasa sedikit kehilangan. Aku merindakukan perhatiannya. Kesabarannya. Serta ketenangan yang selalu diberikannya kepadaku. Dia masih tetap baik. Tak sedikitpun menunjukkan tanda – tanda kebencian, padahal aku sudah jelas – jelas mengkhianatinya. Hubunganku dengan Ruben, juga bertambah dekat. Namun, dia bukan Marco yang selalu mengerti aku. Aku selalu menemani Ruben menonton konser klasik kesukaannya. Namun, dia selalu untuk menyaksikan konser Anggun yang selalu ingin kutonton. Kurang berkelas, begitu katanya. Aku selalu mendengarkan dia bercerita tentang hobinya mengoleksi miniatur pesawat, namun selalu menunjukkan tampang pura - pura bego saat aku meminta sarannya akan foto - fotoku. Dan yang paling parah, dia masih belum menyatakan cinta kepadaku.

Aku harus bertindak. Sudah hampir empat bulan kami berhubungan. Bertelepon setiap malam. Saling mengirimkan sms sekedar mengingatkan untuk makan siang. Berkencan setiap akhir pekan, jika bisa disebut kencan karena kami tak pernah mengucapkan tiga kata sakti itu. Hingga satu malam, kuputuskan untuk melangkah lebih jauh. Aku harus berani jika ingin mendapatkan kejelasan.

"Maaf Sheila. Aku tidak tahu jika kamu mencintaiku." Apa? Tak tahu? Jadi apa dikiranya hubungan kami selama ini? "Sejak kapan kamu mencintaiku?" tanyanya
"Sejak kita tinggal bersama di Wisma Kenanga," jawabku datar. Aku sudah tahu kemana arah pembicaraan ini.

Aku mengkhianati orang yang telah mencintaiku dengan sepenuh hati demi orang lain yang tak sedikitpun mencintaiku. Menunggu seseorang yang tak layak untuk ditunggu. Aku malu. Pada Marco. Terlebih pada diriku sendiri. Aku mencapakkan Marco untuk seseorang yang tak layak untuk dicintai. Benar kata orang, "You dont know what you got till it’s gone" . Setelah putus dengan Marco, aku baru menyadari bahwa aku mencintainya.

"Hi Sheila. Apa khabar. Kamu cantik sekali malam ini," Marco menyambutku di pintu apartemennya.
"Baik. Kamu apa khabar? Lama tak terdengar," balasku
"Baik sayangku. Maaf. Aku begitu sibuk akhir – akhir ini. Dikejar deadline. Tak pernah meneleponmu lagi," sesalnya. Meskipun telah putus, Marco terkadang masih menelponku dan masih memanggilku ‘sayangku’. Sekedar untuk mengucapkan halo atau membicarakan klien – kliennya.
"No problem," jawabku. "Selamat Ulang Tahun ya," kuserahkan bingkisan yang telah kupersiapkan.
"Wow... Terima kasih.. "You don’t have to do that,"
"Hey. It’s your birthday," balasku.
"Ok dear. Ayo masuk. Ada seseorang yang ingin kuperkenalkan padamu. For your information, kamu orang pertama yang tahu akan hal ini,"

Aku mengikuti Marco masuk ke apartemennya. Perasaanku mulai tidak enak. Rencana yang mulai kususun di dalam benakku mulai porak poranda. Apakah ini sebuah firasat? Sudah ada orang lain di ruang tamu nya. Seorang wanita duduk di atas sofa, sambil memandang ke luar jendela menikmati Jakarta di waktu malam.

"Sayangku, aku ingin memperkanalkan calon istriku, Annisa. Aku baru saja melamarnya,"




Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

A.    Pengertian Anggaran
Secara umum, pengertian anggaran adalah rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada masa yang akan datang. Sedangkan secara sempit pengertian anggaran adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi pada suatu periode di masa yang akan datang, serta data pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di saat ini dan masa yang lalu.
Budget atau anggaran dalam pengertian umum diartikan sebagai suatu rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai denganuang. Pengertian budget yang demikian ini merupakan serapan dari bahasa inggris. Kata budget yang digunakan di Inggris sendiri merupakan serapan dari istilah bahasa Perancis yaitu bouge atau bougette yang berarti “tas” di pinggang yang terbuat dari kulit, yang kemudian di Inggris kata budget ini berkembang artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut dipergunakan oleh Menteri Keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran. Sementara itu di negeri Belanda, anggaran disebut begrooting, yang berasal dari bahasa Belanda kuno groten yang berarti memperkiraan.

Di Indonesia sendiri, pada awal mulanya (pada zaman pemerintahaan Hindia-Belanda) secara resmi digunakan istilah begrooting untuk menyatakan pengertian anggaran. Namun sejak Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, istilah “Anggaran Pendapatan dan Belanja” dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 1945, dan di dalam perkembangan selanjutnya ditambahkan kata Negara untuk melengkapinya sehingga menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

B.    Fungsi Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
a)    Sebagai pedoman dalam mengelola begara dalam suatu periode tertentu;
b)    Sebagai alat pengawasan dan pengedalian masyarakat terhadap kebijakan yang telah dipilih oleh pemerintah;
c)    Sebagai alat pengawasan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang telah dipilih.

C.    Sistematika Anggaran
Secara garis besar Anggaran Negara terdiri dari Anggaran Pendapatan (penerimaan) Negara dan Anggaran Belanja (pengeluaran) Negara, sehingga secara lengkap disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk melaksanakan tugas sehari-hari (rutin) dalam rangka pelaksanaan kegiatan di bidang pemerintahan umum perlu disusun suatu Anggaran Rutin yang terdiri dari :
a)    Anggaran Penerimaan Rutin (Dalam Negeri)
b)    Anggaran Belanja Rutin
Selain itu, untuk melaksanakan tugas pembangunan (non rutin) perlu disusun Anggaran Pembangunan yan terdiri dari :
a)    Anggaran Penerimaan Pembangunan
b)    Anggaran Belanja Pembangunan

Masing-masing komponen APBN tersebut di atas selanjutnya dapat diuraikan lagi menjadi sebagai berikut:
1.    Anggaran Pendapatan Negara, dibagi menurut sumber-sumbernya yaitu:
a.    Penerimaan Dalam Negeri
a1. Penerimaan Pajak
a2. Penerimaan bukan (non) pajak
b.    Penerimaan Pembangunan
b1. Bantuan Program
b2. Bantuan Proyek
2.    Anggaran Belanja Negara, dibagi menurut sumber-sumbernya yaitu:
a.    Anggaran Belanja Rutin
a1. Belanja Pegawai
a2. Belanja Barang
a3. Subsidi Daerah Otonom
a4. Cicilan dan Bunga
a5. lain-lain
b.    Anggaran Belanja Pembangunan
b1. Pembiayaan dalam Rupiah
b2. Bantuan Proyek
Apabila digambarkan dalam suatu bentuk struktur, maka akan nampak sebagai berikut:
RAPBN TAHUN 20.../20...

m peDalam penyusunan anggaran, pemerintah menggunakan prinsip “Anggaran Berimbang”  yang artinya adalah bahwa belanja negara harus disesuaikan dengan kemampuan penerimaan negara. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini :

Sebagaimana telah diungkapkan diatas bahwa secara garis besar kegiatan pemerintah terdiri dari kegiatan yang bersifat rutin dan non rutin (pembangunan). Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana bagi kedua kegiatan tersebut, pemerintah harus berusaha mencari sumber dana yang diperlukan. usaha tersebut secara garis besar dapat dipenuhi melalui penerimaan yang berasal dari dalam negeri dan penerimaan yang berasal dari luar negeri (pinjaman luar negeri) yang sering disebut juga sebagai penerimaan pembangunan.

Penerimaan pembangunan secara garis besar juga dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.    Pinjaman yang berasal dari bantuan program.
Jenis-jenis pinjaman yang dapat digolongkan dalam kelompok ini adalah :
a.    Devisa Kredit
b.    Bantuan pangan/non pangan dimana negara yang memberikan kredit mengirimkan barang-barang yang berbentuk pangan/non pangan.
Dalam jenis pinjaman ini tercakup kredit-kredit yang berasal dari:
i.    Public law 480 (banyuan USA berhubungh surplus produksi pertanian)
ii.    Food Aid Convention/Kennedy Round (FAC/KR)
iii.    Bantuan pangan dari Jepang
2.    Pinjaman Luar Negeri yang Berbentuk Bantuan Proyek/Bantuan Teknk (Project Aid/Technical Asistance)
Dalam jenis pinjaman ini pemerintah benar-benar menerima dalam bentuk barang/peralatan-peralatan dan tenaga ahli yang berhubungan dengan pembangunan proyek.

Sesuai dengan prinsip pembangunan yang mengendalikan pada kemampuan sendiri, maka pemerintah sebaiknya mengandalkan kemampuan dari dalam negeri. Namun demikian, hal ini bukanlah persoala yang mudah mengingat kemampuan dalam negeri yang sangat terbatas. oleh karena itu, pengertian pinjaman dari luar negeri harus diartikan secara positif sebagai sesuatu hal yang bersifat sementara. Bila pada suatu saat, ternyata penerimaan dari dalam negeri sudah sangat pemadai, maka pinjaman dari luar negeri tersebut harus setahap demi setahap dapat dikurangi dan apabila memungkinkan harus dihilangkan sama sekali.

Untuk mewujudkan harapan di atas, pemerintah sejak semula harus selalu berusaha untuk mengurangi bahkan apabila perlu dihilangkan ketergantungan terhadap sumbangan/bantuan/pinjaman dari luar negeri. Untuk mengurangi dan menghilangkan ketergantungan tersebut pemerintah dapat mencari tambahan sumber dana dari penerimaan dalam negeri, baik melalui pajak maupun sumber non pajak. Selain itu pemesetahap demi setahap dapat dikurangi dan apabila memungkinkan harus dihilangkan sama sekali.

Untuk mewujudkan harapan di atas, pemerintah sejak semula harus selalu berusaha untuk mengurangi bahkan apabila perlu dihilangkan ketergantungan terhadap sumbangan/bantuan/pinjaman dari luar negeri. Untuk mengurangi dan menghilangkan ketergantungan tersebut pemerintah dapat mencari tambahan sumber dana dari penerimaan dalam negeri, baik melalui pajak maupun sumber non pajak. Selain itu pemerintah dapat juga berusaha untuk meningkatkan tabungan pemerintah. Dalam koneks APBN, yang dimaksud dengan tabungan pemerintah adalah selisih antara jumlah penerimaan dalam negeri dengan belanja rutin ( jumlah penerimaan dalam negeri dikurangi dengan belanja rutin ), sehingga apabila dirumuskan dalam suatu bentuk persamaan, maka akan nampak sebagai berikut:

Tabungan Pemerintah = Penerimaan Dalam Negeri – Belanja Rutin.

Tabungan pemerintah tersebut diharapkan akan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tabungan pemerintah seharus nya merupakan unsur pokok yang menunjang pelaksanaan kegiatan pembangunan, dan sebagai pendukungnya(apabila terpaksa), diharapkan dapat dipenuhi dari sumbangan (pinjaman) luar negeri. Dengan kata lain, pada masa yang akan datang diharapkan kegiatan pembangunan akan dapay dibiayai hanya dari tabungan pemerintahan saja tanpa harus menggantungkan pada sumbangan (pinjaman) luar neger, sehingga pada akhirnya keberadaan sumbangan (pinjaman) yang berasal dari luar negeri tersebut dapat berupa bantuan program mauoun bantuan proyek. Usaha pemerintah untuk dapat memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang terus menerus tersebut diharapkan setahap demi tahap dapat mengurangi kebergantungan dari pihak luar negeri. Pengertian yang demikian inilah yang disebut sebagai kebijaksanaan Anggaran Berimbang Dinamis.
Jumlah antara tabungan pemerintah dengan penerimaan pembangunan dalam bahasa teknis dikenal sebagai Modal Pembangunan. Sedangkan tabungan pemerintah ditambah dengan bantuan program dalam bahasa teknis dikenal sebagai Pembiayaan Dalam Rupiah(Belanja Pembangunan). Sehingga apabila dirumuskan dalam suatu bentuk   bagan, maka akan nampak sebagai berikut:
               

Penerimaan Dalam Negeri
            Belanja Rutin
                               -

            Tabungan Pemerintah


Tabungan Pemerintah                Tabungan Pemerintah
Bantuan Program                Penerimaan Pembangunan
                      +                         +

    Pembiayaan Dalam Rupiah            Modal Pembangunan
(Belanja Pembangunan)    (yang seluruhnya akan dipakai untuk membiayai belanja pembangunan)



Untuk mendapatkab gambaran yang lebih lengkap mengenai APBN, berikut ini ditunjukan contoh RAPBN pada tahun anggaran 1992/1993.


D.    Klasifikasi Anggaran
Dalam mengajukan RAPBN, baik Anggaran Belanja Rutin maupun Anggaran Belanja Pembangunan dirincu dengan cara-cara tertentu yang biasanya dikenal dengan istilah pengklasifikasian anggaran, yaitu :
1)    Klasifikasi Fungsional
Dalam metode ini, pengklasifikasian terhadap Anggaran Belanja Rutin dan Anggaran Belanja Pembangunan dilakukamn dengan merinci anggaran menurut sektor (tugas=fungsi). Bedasarkan klasifikasi fungsionil ini, maka akan dapat diketahui mengenai “penggunaan dana anggaran tersebut”.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:


2)    Klasifikasi Organik
Dalam metode ini, pengklasifikasian terhadap Anggaran Belanja Rutin dan Anggaran Belanja Pembangunan dilakukan dengan merinci anggaran menurut Departemen/Lembaga yang akan mengelola anggaran tersebut. Dengan kata lain, melalui penggunaan klasifikasi organik maka akan diketahui kelompok organisasi yang akan menggunakan anggran tersebut. Bedsarkan klasifikasi organik ini, maka akan dapat diketahui mengenai “siapa yang akan melaksanakan/mempertanggung jawabkan anggaran tersebut”.

3)    Klasifikasi Objek
Dalam metode ini, pengklasifikasian terhadap Anggaran Belanja Rutin dan Anggaran Belanja Pembangunan dilakukan dengan merinci anggaran menurut kelompok jenis pengeluaran. Bedsarkan klasifikasi objek ini, maka akan diketahui mengenai “jenis pengeluaran yang akan dibiayai ileh dana anggaran”
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh Anggaran Belanja Rutin berikut ini:
a)    Belanja Pegawai
b)    Belanja Barang
c)    Belanja Pemeliharaan
d)    Belanja Perjalanan Dinas
e)    Subsidi/Bantuan

4)    Klasifikasi Ekonomis
Dalam metode klasifikasi ini, Anggaran dikeompokan kedalam Anggaran Rutin dan Anggaran Pembangunan. Bedasarkan klasifikasi ekonomis ini, maka akan dapat diketahui mengenai “apakah dana tersebut digunakan untuk tujuan konsumsi(tugas rutin) atau investasi (tugas pembangunan).



E.    Siklus APBN
Siklus anggaran merupakan suatu mata rantai kegiatan sejak anggaran direncanakan sampai dengan kegiatan perhitungan anggaran. Penggunaan istilah dan jumlah tahapan-tahapan dalam siklus anggaran ini menurut beberapa penulis tidak selalu sama, misalnya A.Husein dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Anggaran, mengelompokan tahapan dalam siklus anggaran sebagai berikut:
a)    Perencanaan APBN
b)    Penetapan APBN
c)    Pengesahaan APBN
d)    Pelaksanaan APBN
e)    Perhitungan APBN
Sementara itu Revrisond Baswir dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pemerintahan Indonesia membagi siklus anggaran kedalam 4 tahapan sebagai berikut:
a)    Penyusunan
b)    Pengesahan
c)    Pelaksanaan
d)    Pertanggungjawaban
Azmy Akhir dalam bukunya yang berjudul Masalah Pengurusan Keuangan Negara: Suatu Pengantar Teknis, lebih cenderung membagi siklus anggaran kedalam 3 fase (tahap) berikut ini:
a)    Fase Persiapan Rancangan Anggaran
b)    Fase Pelaksanaan Anggaran
c)    Fase Perhitungan Anggaran
Dari uraian di atas selajutnya dapat diambil kesimpulan bahwa secara garis besar siklus anggaran (budget cyclus) meliputi 5 tahapan berikut ini:
a)    Persiapan (perencanaan) anggaran
b)    Pengesahan (penetapan) anggaran
c)    Pelaksanaan anggaran
d)    Pertanggungjawaban (pengawasan) anggaran
e)    Perhitungan anggaran

Minggu, 19 Mei 2013

Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

Struktur Produksi
Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa   pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
·         Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
·         Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan
·         Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri.
Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor primer menuju sektor sekunder.

Pendapatan nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Konsep Perhitungan
Berikut adalah beberapa konsep perhitungan pendapatan nasional :
1) Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Produk (PDB/GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) yaitu jumlah suatu produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP bersifat bruto/kotor.
2) Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB yaitu meliputi nilai-nilai produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk selama satu tahun, termasuk hasil-hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
PNB = PDB + Pendapatan faktor produksi luar negeri – Pembayaran Faktor produksi luar negeri
3) Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi yang umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP – Depresiasi
4) Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakt sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak langsung( subsidi ).
NNI = NNP – Pajak Langsung

5) Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) yaitu pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahn ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan laba ditahan, dikurangi Pembayaran asuransi ditambah dengan pendapatan bunga personal dari pemerintah dan konsumen ditambah dari penerimaan bukan balas jasa.
PI = NNI – Laba ditahan – Pembayaran asuransi + Pendapatan bunga personal + Penerimaan Bukan balas jasa.

6) Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Disposable Income adalah pendapatan yang siap untuk membeli barang dan jasa. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak pendapatan personal (Pajak Langsung). Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan. DI = PI – Pajak pendapatan prsonal.

Distribusi Pendapatan Nasional & Kemiskinan

Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial dan politik.
Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh negara sedang berkembang, namun negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan ini. Perbedaannya terletak pada proporsi atau besar kecilnya tingkat kesenjangan dan angka kemiskinan yang terjadi, serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk suatu negara. Semakin besar angka kemiskinan, semakin tinggi pula tingkat kesulitan mengatasinya. Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan yang relative kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Walaupun demikian, masalah ini bukan hanya menjadi masalah internal suatu negara, namun telah menjadi permasalahan bagi dunia internasional.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Adapun secara umum penyebab kemiskinan diantaranya:

1.     Kemalasan.
2.     Kebodohan dan pemborosan.
3.     Bencana alam.
4.     Kejahatan, misalnya dirampok
5.     Genetik dan dikehendaki Tuhan, baik genetika orang tua, tempat lahir, kondisi orang tua yang miskin

Definisi kemiskinan menurut beberapa ahli
  •  Menurut Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.
  • Menurut Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
  •   Menurut Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
  •   Menurut Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
  •   Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
  •   Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
  •   SPECKER (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
1. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal
2. gangguan dan tingginya risiko kesehatan,
3. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya,
4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5. kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial,