Persaingan global yang
terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-menerus secara signifikan
mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan dalam
hambatan perdagangan nasional secara terus-menerus, mata uang yang mengambang,
risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional,
perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan
pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba,
dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan
manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti Internet, konferensi
video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan
pendanaan. Persaingan global dan cepatnya
penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam
praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar
dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta
koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan
strategic lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional
untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan,
tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.
PEMBUATAN
MODEL USAHA
Survei terbaru
menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu dalam masalah
perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model
usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan
evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup
empat dimensi utama.
1. Mengidentifikasikan
faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2. Merumuskan
teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan
tersebut.
3. Mengembangkan
sumber-sumber data untuk menditkung pilihan-pilihan strategis.
4. Mentranslasikan
pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT
PERENCANAAN
Dalam
mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat membantu perusahaan
dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu sistem dapat
diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi pasar. Baik
pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap
kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Masukan-masukan yang
diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan ukuran-ukuran yang
digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar atau untuk mengenali
dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat
tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analicis ini menyangkut kekuatan dan
kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang
dapat dijalankan.
Alat keputusan yang
saat ini digunakan dalam sistem perencanaan strategi seluruhnya bergantung pada
kualitas informasi tentang lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan.
Akuntan dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang
bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang
diperlukan berasal dari sumber-sumber selain catatan akuntansi.
PENGANGGARAN
MODAL
Keputusan untuk
melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam
strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa
berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya
dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat
dan biaya investasi yang diusulkan.
Pendekatan terhadap
keputusan investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat beberapa
prosedur untuk menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan,
mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi
berdasarkan kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya
memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan
risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya
modal perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran
pemiliknya dengan melakukan investasi yang menjanjikan nilai sekarang bersih
yang positif. Ketika mempertimbangkan pilihan yang sifatnya saling lepas atau
saling tidak bergantung (mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan
memilih opsi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan
internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam
huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka
mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan
perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang
ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas
data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian)
oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional
telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran; (1) menentukan pengembalian yang
relevan untuk investasi multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan
(3) menghitung biaya modal perusahaan multinasional. Adaptasi ini memberikan
data yang mendukung pilihan strategic, yang langkah ketiga dalam proses
pembuatan model perusahaan.
SUDUT
PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer harus
menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk menganalisis kesempatan
investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah
sudut pandang. Haruskah manajer keuangan internasional mengevaluasi ekspektasi
tingkat pengembalian investasi dari sudut pandang proyek luar negeri atau dari
sudut pandang induk perusahaan? Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat
berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh
pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalti, dan
pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban
bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs
valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat
pengembalian dan risiko suatu investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut
pandang pemegang saham domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai lagi
karena :
1. Investor
dalam induk perusahaan semakin banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2. Tujuan
investasi harus mencerminkan kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya
yang berasal dari domestik.
3. Pengamatan
juga menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon investasi
jangka panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri
cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk
perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi
pengembalian dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian
proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup
konsolidasi.
Solusi yang memadai
adalah mengakui bahwa manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan, dengan
memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan
di lingkungannya. Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu kelompok
bagi investasi luar negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan
negara tuan rumah harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan:
satu dari sudut pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang
negara induk perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa
investasi luar negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan
lokal) tidak akan salah dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang
langka. Evaluasi atas peluang investasi dari sudut pandang lokal juga
memberikan informasi yang bermanfaat bagi induk perusahaan.
Jika suatu investasi
asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan risiko yang
nilainya lebih tinggi dari pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka
pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di
perusahaan lokal.
MENGUKUR
EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur ekspektasi
arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Misalkan
untuk keperluan diskusi semata, unit operasi manufaktur Daimler Chrysler di AS
sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan fasilitas manufaktur di
Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari investasi tersebut dalam
bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai oleh pinjaman bank lokal
dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan
mengimpor setengah dari bahan mentah dan komponennya dari induk perusahaan AS
dan akan mengekspor setengah dari basil produksinya ke Hungaria. Untuk
mengembalikan dana kepada induk perusahaan, fasilitas Rusia akan membayar
lisensi, royalti untuk penggunaan paten induk perusahaan, dan imbalan jasa
teknis untuk jasa manajemen yang diterima. Laba dari fasilitas Rusia akan
dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai dividen.
Metode untuk
mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip
dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Pikiran penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban
operasi (yang dikonversikan sesuai dengan setara kas) dan pajak lokal juga
sama-sama diramalkan. Namun demikian terdapat tambahan karumitan yang harus
dipertimbangkan, antara lain :
1. Arus
kas Proyek versus induk perusahaan
2. Arus
kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3. Pendanaan
yang bersubsidi
4. Risiko
politik
Proses ini juga harus
mempertimbangkan pengaruh perubahan harga dan fluktuasi nilai mata uang atas
ekspektasi pengembalian mata uang asing. Jika arus kas dalam mata uang lokal
bersifat tetap (yaitu jika perusahaan Rusia tersebut dalam bentuk investasi
obligasi), maka pengukuran pengaruh kurs akan bersifat langsung. Di sini
depresiasi rebel Rusia terhadap dolar AS mengurangi nilai ekuivalen dolar atas
pendapatan bunga di masa depan. Apabila suatu perusahaan manufaktur yang masih
beroperasi menghasilkan laba dalam mata uang asing, analisis yang dilakukan
akan lebih remit. Perubahan kurs memengaruhi arcs kas operasi bersih. Dengan
demikian, pengukuran akuntansi atas pengaruh kurs terhadap masing-masing jenis
aktivitas (seperti penjualan domestik vs ekspor, biava domestik vs impor dan
pengaruh kumulatif terhadap proyeksi arcs kas) menjadi perlu dilakukan.
Apabila sudut pandang
induk perusahaan yang digunakan, arus kas untuk induk perusahaan jarang sekali
mencerminkan arus kas perusahaan afiliasi luar negeri. Satu-satunya arus kas
yang relevan adalah arus kas yang memiliki konsekuensi langsung terhadap induk
perusahaan.
Sumber utama arus kas
induk perusahaan meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya
lisensi, beban overhead, royalti, harga transfer untuk pembelian dari atau
penjualan kepada induk perusahaan dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran
arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan
repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta
perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip
akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan
keuangan pro forma dengan dasar lokal ketika mengestimasikan arus kas masa
depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini
berbeda dari aturan yang digunakan di negara asal induk perusahaan, maka dapat
terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas. Perbedaan ini dapat memengaruhi
pajak penghasilan perusahaan dan arus kas.
Dengan demikian,
diperlukan estimasi inflasi masa depan dan pengaruhnya terhadap kurs masa depan
yang digunakan untuk mengonversikan arus kas luar negeri ke dalam mata uang
induk perusahaan. Akhirnya, provisi yang berkaitan dengan pengenaan pajak
atas sumber laba luar negeri harus dipertimbangkan.
BIAYA
MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi luar
negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat
diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus
menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian
suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya
modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini
berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan
sebagai berikut:
Ka = rata-rata
tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya
ekuitas
Ki = biaya
utang sebelum pajak
E = nilai
ekuitas perusahaan
D = nilai
utang perusahaan
S = nilai
stuktur modal perusahaan (E + D)
T = tarif
pajak marginal
Tidaklah mudah untuk
mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas dapat
dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan
ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen.
Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir
periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi
tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, ke dihitung sebagai berikut
ke = Di/Po + g. Meskipun mudah untuk mengukur harga kini saham, di
kebanyakan negara di mana sahamsaham perusahaan multinasional tercatat, Sering
kali cukup sukar unhik mengukur Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan
ekspektasi. Ekspektasi dividen bergantung pada arus kas operasi perusahaan
secara keseluruhan. Mengukur arus kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor
lingkungan.Terlebih lagi, pengukuran tingkat pertumbuhan dividen, suatu fungsi
ekspektasi arus kas masa depan, diperumit oleh kontrol valuta asing dan
restriksi pemerintah lainnya dalam transfer dana lintas Batas.
Pertimbangan pajak
lainnya juga berlaku apabila sebuah perusahaan multinasional meminjam dana pada
beberapa pasar modal hear negeri. Tarif pajak kini dan prospektif di
masing-masing pasar luar negeri selama masa pinjaman harus dipertimbangkan.
Status pembayaran bunga yang dapat dikurangkan pajak harus diperiksa lagi,
karena tidak semua otoritas pajak nasional mengakui pengurangan bunga
(khususnya jika pinjaman yang terkait dilakukan antarpihak-pihak yang
berhubungan istimewa). Lagi pula, pengakuan pajak tangguhan, yang timbal pada
saat laba untuk keperluan pajak berbeda dari laba untuk keperluan pelaporan
eksternal, menjadi praktik yang diterima secara umum di banyak negara-negara
industri maju yang menjadi tempat operasi MNC. Karena pajak tangguhan dianggap
sebagai kewajiban tanpa bunga yang perlu dibayar, orang dapat bertanya apakah
pajak tangguhan ini benar-benar merupakan suatu sumber pendanaan tanpa bunga
dan harus dimasukkan dalam menentukan biaya modal. Meskipun gagasan ini
memiliki beberapa masukan berharga, kami tidak menyakini bahwa perhitungan
biaya modal harus memasukkan pajak tangguhan.
Untuk
mengimplementasikan teori penganggaran modal internasional dalam praktik,
tidaklah selalu langsung dan tidak mudah dilaksanakan. Dalam praktik nyata,
aspek proses penganggaran modal yang paling sukar dan paling penting adalah
memperoleh informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya dalam lingkungan
internasional, di mana perbedaan iklim, budaya, bahasa, dan teknologi informasi
makin memperumit masalah ini.
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan sistem
informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam
mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan yang dijelaskan di
atas. Tugas ini menantang, karena kerangka dasar multinasional secara alamiah
lebih rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu negara.
Isu
yang Berkaitan dengan Sistem
Jarak merupakan
kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan oleh keadaan geografi, komunikasi
informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer
operasi lokal dengan manajemen kantor pusat." Perkembangan dalam teknologi
informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali,
kerumitan ini.
Kebutuhan informasi
para perencana keuangan regional atau perusahaan berupa baik data operasi
maupun lingkungan. Informasi yang dibutuhkan dari akuntan manajemen di lapangan
bergantung pada seberapa banyak kekuasaan pengambilan keputusan yang dimiliki
oleh para manajer lokal. Semakin besar kekuasaan manajer lokal; semakin sedikit
informasi yang disampaikan kepada kantor pusat.
Tantangan terbesar yang
dihadapi oleh spesialis sistem adalah merancang sistem informasi perusahaan
yang memungkinkan para manajer keuangan untuk memberikan respons yang tepat
terhadap fenomena kompetisi global. Kondisi terus berubah. Dikarenakan
deregulasi pasar dan pengurangan hambatan tarif, perusahaan semakin mampu untuk
memasuki pasar-pasar luar negeri baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui usaha patungan, aliansi strategi, dan bentuk kerja sama lainnya. Hal
ini semakin banyak membuka akses terhadap intensitas kompetisi di mana
perusahaan mengadopsi strategi untuk; (1) melindungi pangsa pasar di tempat
asal, (2) melakukan penetrasi terhadap pasar asal para pesaing untuk merebut
pangsa pasar dan pendapatan mereka, dan (3) mendapatkan pangsa pasar yang
signifikan di pasar utama negara ketiga.
CEO memerlukan sistem
informasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan perencanaan, koordinasi, dan
pengendalian secara efektif terhadap strategi produksi, pemasaran, dan keuangan
di seluruh dunia.
Masalah
Informasi
Akuntan manajemen
mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari
pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa
berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan,
manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan,
tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat
penyusunan dan penyampaian tepat waktu. Di sini faktor-faktor lingkungan juga
mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal.
Para manajer di
lingkungan yang berbeda memiliki perbedaan cara untuk menganalisis dan
menyelesaikan masalah, kerangka waktu keputusan dan bersaing dalam kondisi
operasi yang berbeda. Kebutuhan informasi yang berbeda merupakan sebuah
konsekuensi langsung. Dengan demikian, timbul suatu masalah yang mendasar bagi
perusahaan multinasional. Manajer lokal mungkin memerlukan informasi keputusan
yang berbeda dari manajemen kantor pusat. Masalah informasi utama lainnya
adalah pertanyaan mengenai translasi.
INFORMASI
MANAJEMEN DAN HIPERINFLASI
Suatu kebiasaan
pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah
dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal
laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih
baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs
pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan
memperumit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam
daya beli uang, atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata
uang.
Dalam sebuah pasar
persaingan sempurna, seluruh transaksi dalam mata uang lokal akan dilakukan
secara tunai. Dengan adanya inflasi, timbul keuntungan bagi para pembeli untuk
menunda pembayaran selama mungkin dan bagi para penjual untuk mempercepat
pengumpulan uang. Tanggal pembayaran ditentukan oleh kekuatan kompetitif
pihak-pihak yang bersepakat. Rekomendasi perlakuan pelaporan yang kami berikan
menghasilkan angka-angka pelaporan yang dapat diandalkan, secara ekonomi dapat
diintepretasikan dan simetris dalam artian bahwa transaksi yang secara ekonomis
serupa akan menghasilkan angka-angka laporan keuangan yang serupa ketika
ditranslasikan ke dalam suatu mata uang yang umum. Seseorang dapat mengatakan
bahwa model ini menggunakan akuntansi akrual dengan mentalitas akuntansi tunai.
ISU-ISU
DALAM PENGENDALIAN KEUANGAN
Sekali pertanyaan
mengenai sistem pendukung strategi dan informasi telah diputuskan, perhatian
akan bergeser kepada bidang yang sama pentingnya yaitu pengendalian keuangan
dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini juga sama pentingnya, khususnya karena
memungkinkan para manajer keuangan untuk:
1. Mengimpelementasikan
strategi keuangan global sebuah MNE.
2. Mengevaluasi
sejauh mans strategi yang terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
3. Memberikan
motivasi kepada manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan
seefektif dan seefisien mungkin.
Sistem pengendalian
manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cars yang paling
efektif dan paling efisien. Sebaliknya sistem pengendalian keuangan merupakan
sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian
melalui; (1) komunikasi tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam
organisasi, (2) memperinci kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3)
mengawasi kinerja, dan (4) mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual
dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian
keuangan yang kuat memungkinkan manajemen puncak untuk memusatkan perhatian
pads kegiatan anak perusahaan yang mengarah pada tujuan-tujuan umum. Sistem
pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur
pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan
tujuan manajemen puncak. Dengan demikian, perilaku yang kurang optimal, yang
terjadi apabila sebuah subunit berupaya untuk mencapai tujuannya sendiri dengan
mengorbankan keseluruhan organisasi, dapat diminimalkan. Sistem pelaporan tepat
waktu yang secara konstan mengawasi masing-masing unit merupakan motivator yang
kuat. Sistem pengendalian yang efisien juga memungkinkan manajemen kantor pusat
untuk mengevaluasi rencana strategi perusahaan dan merevisinya bila
diperlukan. Tugas
perencanaan strategis perusahaan dibantu dengan suatu sistem informasi yang memberikan
informasi kepada manajemen jika terdapat perubahan lingkungan yang secara
signifikan memengaruhi perusahaan. Akhirnya, sistem pengendalian yang baik
memungkinkan manajemen puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja para
bawahan dengan memastikan bahwa bawahan bertanggung jawab hanya atas
peristiwa-peristiwa yang dapat mereka kendalikan.
Jika sebuah sistem
pengendalian yang didesain baik berguna bagi perusahaan satu nasional, maka
sistem ini akan sangat berharga bagi perusahaan multinasional. Sebagaimana yang
berulangkali diamati, kondisi yang memengaruhi keputusan manajemen luar negeri
tidak saja berbeda, tetapi juga secara terus-menerus berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar